Wednesday, October 31, 2012

JARUM SUNTIK & ALAT SEMPRIT



JARUM SUNTIK

Yang termasuk dalam jarum suntik, yaitu:

1.      Jarum Suntik Yang Umum
Besar kecilnya ukuran jarum suntik ditentukan dengan nomor-nomor. Biasa yang digunakan no: 18G, 19G, 20G, 21G, 22G, 23G, 24G, 25G, 26G, 27G. Makin besar nomornya, makin kecil diameter jarum suntiknya.
Jarum Suntik Umum

2.      Jarum Suntik Gigi
Jarum suntik ini tersedia dalam 3 ukuran: 25 G-27 G- 30 G. jarum tersebut berujung dua dan alat suntiknya juga agak berbeda. 
http://stat.ks.kidsklik.com/statics/files/2012/08/1344929175406524413.jpg
Jarum Suntik gigi

3.      Jarum Suntik Spinal
Jarum suntik spinal digunakan untuk LUMBAL PUNCTIE (LP). Jarum ini dinamakan  SPINAL NEEDLE. Keistimewaan jarum LP: didalamnya terdapat jarum lagi.

Jarum Suntik Spinal
4.      Jarum Suntik Bersayap
Kegunaannya: berlaku sebagai vena tambahan atau perpanjangan vena dari tubuh kita untuk pengobatan I.V. jangka lama atau yang terputus- putus. Jarum ini berukuran 18 G sampai 25 G.
Jarum Suntik Bersayap


ALAT SEMPRIT
Alat semprit disebut juga alat suntik, INJECTIE- SPUIT atau SPUIT.


a.      Tuberculine syringe
Alat ini khusus digunakan untuk menyuntikkan tuberculin. Disebut mantoux test. Alat ini berkapasitas volume 1 ml dengan pembagian skala samapi 0,01 ml.
Tuberculine syringe

b.      Glycerin syringe
Umumnya terbuat dari logam (stainless steel)
Bentuknya seperti alat suntik biasa, Cuma kapasitas volumenya lebih besar yaitu 30 ml, 50 ml, dan 100 ml. Ujung kanule agak melengkung ke bawah dengan ujung berkepala.
Glycerin syringe

c.       Insulin syringe
Alat suntik ini khusus untuk menyuntikkan insulin. Kapasitas volumenya juga 1,0 ml. Hanya pembagian skalanya yang berbeda.
Insulin syringe
Contoh Video Insulin Syringe

Wednesday, October 17, 2012

Catheter

CATHETER
Catheter merupakan suatu alat berupa pipa kosong terbuat dari logam, gelas, karet, plastic yang cara penggunaanya adalah untuk dimasukkan ke dalam rongga tubuh melalui saluran atau kanal.

Gambar 1. Catheter

A.    Intra Vena (IV) Catheter
IV catheter adalah catheter yang dimasukkan ke dalam pembuluh vena. Kegunaanya berlaku sebagai vena tambahan (perpanjangan vena) untuk pengobatan IV jangka lama yang lebih dari 48 jam. Pembedahan dengan wing needle bila digunakan lenih dari 48 jam akan menimbulkan thrombosis, karena wing needle terbuat dari logam.

Gambar 2. IV Catheter


Gambar 3. Penyuntikan IV Catheter ke pembuluh vena pasien

Gambar 4. Peristiwa pada saat IV Catheter msuk ke dalam pembuluh vena

Wing Needle adalah ujung spuit atau jarum yang digunakan untuk pengambilan secara vakum. Needle ini bersifat non fixed atau mobile sehingga mudah dilepas dari spuit serta container vacuum. Penggantian needle dimaksudkan untuk menyesuaikan dengan besarnya vena yang akan diambil atau untuk kenyamanan pasien yang menghendaki pengambilan dengan jaru kecil.
 

Gambar 5. Wing Needle


B.     Non Intra Vena (IV) Catheter
1.      Nelaton Catheter
Merupakan salah satu catheter yang digunakan untuk melakukan buang air kecil (BAK).
 

Gambar 6. Nelaton Catheter

2.      Kondom Catheter
Biasanya digunakan pada laki-laki untuk menghubungkan penis dengan urine bag melalui ujung tubenya, terutama bagi pasien yang suka buang air kecil secara tidak sadar.

Gambar 7. Kondom Catheter untuk Laki-Laki

3.      Suction Catheter
Alat yang digunakan untuk menyedot lender dari trachea bayi yang baru lahir. Hal ini bertujuan untuk mengeluarkan atau menyedot cairan amnionik yang ada pada bayi tersebut.
 

Gambar 8. Suction Catheter dan Proses Penggunaannya

4.      Feeding Tube
Alat yang digunakan untuk memasukkan cairan makanan melalui mulut atau hidung.

Gambar 9. Feeding Tube
 

Gambar 10. Pemakaian Feeding Tube pada Pasien Dewasa & Bayi
5.      Rectal Tube
Alat yang digunakan untuk mengeluarkan gas-gas dari usus, untuk mebersihkan rectum. Biasanya ujung yang satunya dimasukkan ke dalam anus dan ujung yang satunya lagi dihubungkan dengan spuit glyserin.
 

Gambar 11. Cara Penggunaan Rectal Tube & Rectal Tube dgn PVC Ballon

6.      Ballon Catheter (Foley Catheter)
Alat yang digunakan untuk pengambilan urine dalam sistem tertutup, bebas dari udara dan polusi sekitarnya. Biasanya dihubungkan dengan suatu urinometer dan suatu urine bag untuk keperluan pemeriksaan klinis.
Tipe Catheter
Jenis catheter terdiri dari 2 bentuk yaitu catheter tetap dan catheter sementara.
a.       Dengan catheter sementara menggunakan catheter satu lumen dan hanya memerlukan waktu 5-10 menit sampai kandung kemih. Penggunaan catheter sementara dapat diulangi penggunaannya  tetapi penggunaan yang terus menerus akan meningkatkan resiko infeksi dan trauma pada urethra.
b.      Pemasangan catheter atau catheter tetap dalam jangka waktu yang lama dapat digunakan sesuai dengan kebutuhan. Akan lebih baik jika catheter diganti secara teratur sesuai dengan batas waktu pemasangan dari setiap jenis catheter. Catheter tetap ada yang mempunyai 2 atau tiga lumen. Lumen pertama adalah untuk pengeluaran urin. Lumen kedua untuk memasukkan cairan steril untuk fiksasi catheter. Lumen ketiga adalah untuk memasukan cairan atau obat kedalam vesika urinaria.
Jenis Catheter
a.       Catheter plastik : digunakan sementara karena mudah rusak dan tidak fleksibel.
b.      Catheter Latex/karet : digunakan untuk penggunaan/pemakaian dalam jangka waktu sedang (kurang dari 3 minggu).
c.       Catheter silicon murni/Teflon : untuk penggunaan jangkaq waktu lama 2-3 bulan karena bahan lebih lentur pada meatus urethra.
d.      Catheter PVC : sangat mahal untuk penggunaan 4-6 minggu, bahannya lembut, tidak panas dan nyaman bagi urethra.
e.       Catheter logam : digunakan untuk pemakaian sementara, biasanya pada pengosongan kandung kemih pada ibu yang melahirkan.
Ukuran Catheter
a.       Anak      : 8-10 French (Fr)
b.      Wanita   : 14-16 Fr
c.       Laki-laki : 16-18 Fr


Gambar 12. Posisi Catheter pada Laki-laki

Gambar 13. Posisi Catheter pada Wanita
v  Cara Pemasangan Foley Catheter
1.      Menyiapkan penderita : untuk penderita laki-laki dengan posisi terlentang sedang wanita dengan posisi dorsal recumbent atau posisi Sim
2.      Aturlah cahaya lampu sehingga didapatkan visualisasi yang baik
3.      Siapkan deppers dan cucing , tuangkan bethadine secukupnya
4.      Kenakan handscoen dan pasang doek lubang pada genetalia penderita
5.      Mengambil deppers dengan pinset dan mencelupkan pada larutan bethadine.
6.      Melakukan desinfeksi sebagai berikut :
§  Pada penderita laki-laki : Penis dipegang dan diarahkan ke atas atau hampir tegak lurus dengan tubuh untuk meluruskan urethra yang panjang dan berkelok agar kateter mudah dimasukkan . desinfeksi dimulai dari meatus termasuk glans penis dan memutar sampai pangkal, diulang sekali lagi dan dilanjutkan dengan alkohol. Pada saat melaksanakan tangan kiri memegang penis sedang tangan kanan memegang pinset dan dipertahankan tetap steril.
§  Pada penderita wanita : Jari tangan kiri membuka labia minora, desinfeksi dimulai dari atas ( clitoris ), meatus lalu kearah bawah menuju rektum. Hal ini diulang 3 kali . deppers terakhir ditinggalkan diantara labia minora dekat clitoris untuk mempertahankan penampakan meatus urethra.
7.      Lumuri kateter dengan jelly dari ujung merata sampai sepanjang 10 cm untuk penderita laki-laki dan 4 cm untuk penderita wanita. Khusus pada penderita laki-laki gunakan jelly dalam jumlah yang agak banyak agar kateter mudah masuk karena urethra berbelit-belit.
8.      Masukkan katether ke dalam meatus, bersamaan dengan itu penderita diminta untuk menarik nafas dalam.
§  Untuk penderita laki-laki : Tangan kiri memegang penis dengan posisi tegak lurus tubuh penderita sambil membuka orificium urethra externa, tangan kanan memegang kateter dan memasukkannya secara pelan-pelan dan hati-hati bersamaan penderita menarik nafas dalam. Kaji kelancaran pemasukan kateter jika ada hambatan berhenti sejenak kemudian dicoba lagi. Jika masih ada tahanan kateterisasi dihentikan. Menaruh neirbecken di bawah pangkal kateter sebelum urine keluar. Masukkan kateter sampai urine keluar sedalam 5 – 7,5 cm dan selanjutnya dimasukkan lagi +/- 3 cm.
§  Untuk penderita wanita : Jari tangan kiri membuka labia minora sedang tangan kanan memasukkan kateter pelan-pelan dengan disertai penderita menarik nafas dalam . kaji kelancaran pemasukan kateter, jik ada hambatan kateterisasi dihentikan. Menaruh nierbecken di bawah pangkal kateter sebelum urine keluar. Masukkan kateter sampai urine keluar sedalam 18 – 23 cm dan selanjutnya dimasukkan lagi +/- 3 cm.
9.      Mengambil spesimen urine kalau perlu
10.  Mengembangkan balon kateter dengan aquadest steril sesuai volume yang tertera pada label spesifikasi kateter yang dipakai
11.  Memfiksasi kateter :
Pada penderita laki-laki kateter difiksasi dengan plester pada abdomen
Pada penderita wanita kateter difiksasi dengan plester pada pangkal paha
12.  Menempatkan urobag ditempat tidur pada posisi yang lebih rendah dari kandung kemih.